Resistor Sebagai Komponen Elektronika

Resistor adalah salah satu komponen elektronika yang digunakan untuk membatasi jumlah arus yang mengalir dalam satu rangkaian. Sesuai dengan namanya resistor bersifat resistif dan umumnya terbuat dari bahan karbon. Dari hukum Ohms diketahui, resistansi berbanding terbalik dengan jumlah arus yang mengalir melaluinya. Satuan resistansi dari suatu resistor disebut Ohm atau dilambangkan dengan simbol Ω (Omega).

Resistor dalam teori dan prakteknya di tulis dengan perlambangan huruf R. Dilihat dari ukuran fisik sebuah resistor yang satu dengan yang lainnya tidak berarti nilai hambatannya sama besar dengan ukuran fisiknya. Nilai hambatan resistor disebut resistansi.

Macam-macam resistor dan simbolnya

A. Macam-macam Resistor

Seperti gambar di atas secara umum resistor terdiri dari resistor tetap, dan resistor variabel. Resistor tetap merupakan resistor dengan nilai hambatan/resistansi tetap. Resistor variabel adalah resistor yang nilai resistansinya dapat diubah atau berubah ubah.

Resistor Tetap

Gambar contoh resistor tetap dapat dilihat di gambar di atas. Resistor ini salah satunya yang sering kita lihat di perangkat elektronik seperti radio dan televisi kalau kita pernah membukanya.

Nilai resistansinya ada yang dilambangkan dengan kode warna dan ada juga yang dituliskan langsung dengan angka atau dengan kode angka. Untuk lebih jelasnya akan sedikit saya bahas tentang Kode Warna Resistor, dan juga Kode Angka resistor.

Kode Warna Resistor

Kode warna yang tertera pada resistor itu berupa lingkaran atau sering disebut dengan gelang warna. Ada sekitar 11 kode warna yang umum di ketahui. Berikut ini adalah tabel kode warna resistor yang saya ambil dari Internet.

Macam-macam resistor dan simbolnya

Contoh Resistor Dengan Kode Warna

Dalam kehidupan sehari-hari kita akan banyak menemui resistor dengan kode warna, untuk contohnya dibawah ini saya cantumkan gambarnya.

contoh resistor dengan kode warna

Dalam contoh gambar di atas resistor 4k7 atau 4700 Ohm mempunyai warna : gelang pertama : kuning, kedua : ungu, ketiga : merah, ke-empat : emas. Dari warna tersebut kita dapat ketahui nilai resistor tersebut :
kuning di gelang pertama bernilai 4
ungu di gelang kedua bernilai 7
merah di gelang ketiga bernilai 10^2
emas digelang empat merupakan nilai toleransi yaitu 5%

Dalam resistor metal ada juga yang mempunyai gelang warna 5 gelang atau 6 gelang. Gelang 5 biasanya merupakan toleransi 1% dan gelang ke enam merupakan koefisien suhu.

Kode Huruf

Dalam prakteknya kita juga akan menemui resistor yang diberi kode Huruf, seperti pada resistor kapur. Berikut ini adalah sedikit penjelasannya.

  1. Huruf I menyatakan nilai resistor dan tanda koma desimal. Jika huruf I adalah :
    1. R artinya x 1(kali satu) ohm
    2. K artinya x 10^3(kali 1000) ohm
    3. M artinya x 10^6(kali 1000000) ohm
  2. Huruf II menyatakan toleransi Jika huruf II adalah :
    1. J artinya toleransi ± 5 %
    2. K artinya toleransi ± 10 %
    3. M artinya toleransi ± 20 %
Kode Angka Sistem 3 Digit dan 4 Digit

Di pasaran dan juga diperalatan elektronika sekarang ini dapat ditemui resistor-resistor yang kecil yang dikenal dengan resistor SMD. SMD sendiri merupakan singkatan dari Surface Mount Device. SMD merupakan komponen yang banyak disolder di permukaan PCB.

Pada sistem kode 3 digit, angka pertama dan kedua merupakan nilai resistansi dan angka paling kanan adalah faktor pengalinya (pangkat dari 10 / banyaknya angka nol).
Contoh : 103 = 10 x 10^3 = 10.000 ohm

Pada sistem kode 3 digit, angka pertama, kedua dan ketiga merupakan nilai resistansi dan angka paling kanan adalah faktor pengalinya (pangkat dari 10 / banyaknya angka nol).
Contoh : 2572 = 257 x 10^2 = 25.700 ohm

Pada sistem3 digit dan 4 digit juga biasanya ada resistor yang disisipi huruf "R" , huruf "R" digunakan sebagai tanda koma (posisi titik desimal) untuk nilai resistansi.
Contohnya : 0R01 artinya 0,01 ohm

Kode Angka Sistem EIA-96

Sistem pengkodean EIA-96 digunakan untuk resistor dengan nilai resistansi yang sangat presisi dengan toleransi kesalahan 1%. dalam sistem ini terdapat 3 digit angka dan huruf. digit angka yang pertama dan yang kedua adalah kode nilai resistansi dan huruf paling kanan menunjukkan faktor pengali (pangkat dari 10 / banyaknya jumlah nol). Untuk mengetahui nilai dari resistor dengan pengkodean EIA-96, kita perlu melihat tabel berikut

tabel kode angka resistor smd

Sedangkan untuk lebih jelasnya silahkan lihat contoh berikut :
  • 01A = 100 x 1 = 100 ohm
  • 38C = 243 x 100 = 24.300 ohm
  • 92Z = 887 x 0,001 = 0,887 ohm

Dalam contoh diatas misalnya 01A nilai resistansi resistor dilihat di tabel dengan memperhatikan nilai dari kode 01, kemudian perkalian dengan kode A merupakan perkalian dengan kali 1.

Resistor Variabel

Resistor variabel adalah resistor yang nilainya dapat berubah karena pengaruh dari luar misalnya : pengaruh suhu, pengaruh cahaya, pergeseran, perputaran.

Contoh :

  • Potensiometer Rotary
  • Potensiometer Geser
  • Trimpot / Trimmer Potensio
  • LDR : Light Dependent Risistor > Resistor peka cahaya nilai tahanan akan rendah jika permukaan LDR terkena cahaya, dan resistansi akan tinggi ketiga tidak terkena cahaya
  • NTC : Negative Temperature Coefficient > Nilai resistansi akan tinggi jika suhu rendah dan sebaliknya
  • PTC : Positive Temperature Coefficient > Nilai resistansi akan tinggi jika suhu sekitar komponen tinggi

B. Rangkaian-Rangkaian Resistor

Rangkaian dasar resistor terdiri dari 3 tiga rangkaian dasar yaitu rangkaian seri, rangkaian paralel, dan rangkaian seri-pararel. Rangkaian-rangkaian tersebut digunakan untuk mendapatkan nilai resistansi pengganti yang sesuai dengan yang diinginkan.

Contoh Rangkaian resistor

Rangkaian Seri

Rangkaian seri resistor yaitu rangkaian resistor yang disusun secara berderet. Nilai total tahanan resistor adalah akumulasi nilai seluruh tahanan pada rangkaian ini. Total nilai hambatan atau resistansi rangkaian resistor ini tentunya akan lebih besar dari tiap-tiap resistor penyusunnya.

Rumus : Rt = R1+R2+R3+...+Rn

Contoh :
Rangkaian resistor seri seperti gambar resistor seri di atas
R1 = 10 KΩ
R2 = 4,7 KΩ
R3 = 5,6 KΩ
Berapa nilai total resistansi penggantinya ?

Rt = R1+R2+R3
Rt = 10K+4,7K+5,6K
Rt = 21,3 KΩ

Rangkaian Paralel

Pada rangkaian resistor parallel, resistor dipasang berbaris. Nilai tahanan total yang diperoleh dari rangkaian ini akan turun yang besarnya lebih kecil dari nilai tahanan terkecil pada rangkaian parallel.

Rumus :
1/Rt = 1/R1 + 1/R2 + 1/R3 + ... + 1/Rn

Contoh :
Rangkaian resistor paralel terdiri dari tiga resistor dengan nilai resistansi R1=10K, R2=10k,R3=10K. Berapa nilai resistansi penggantinya ?
Jawaban :

1/Rt = 1/10K + 1/10K + 1/10K
1/Rt = 3/10K
10K = 3Rt
Rt = 10K/3
Rt = 3K3333

Rangkaian Seri-Paralel / Kombinasi

Rangkaian kombinasi merupakan gabungan antara rangkaian seri dan parallel. Nilai total tahanan pada rangkaian ini merupakan jumlah antara nilai tahanan total rangkaian seri dan nilai tahanan total rangkaian parallel.

Besarnya tahanan pengganti adalah dengan mengelompokkan jenis rangkaian terlebih dahulu kemudian terakhir dihitung dengan cara seperti menghitung rangkaian seri.

Contoh :
Pada suatu rangkaian kombinasi memiliki nilai tahanan masingmasing sebagai berikut, R1=1Ω, R2=3Ω, R3=2Ω, R4=6Ω, R5=12Ω, R6=4Ω, tentukan besarnya nilai tahanan total atau tahanan pengganti pada rangkaian tersebut! ( Gambar rangkaian seperti gambar di atas )

Rtot = Rs + Rp Rs = RAB, Rp = RBC

Rs = R1+R2+R3
Rs =1Ω +3Ω +2Ω
Rs = 6Ω

1/Rp = 1/R4 + 1/R5 + 1/R6
1/Rp = 1/6 + 1/12 + 1/4
Rp=2Ω

Rtotal = Rs +Rp
Rtotal = 6 + 2 Rtotal = 8Ω