Bab 3 A Sistem Sandi (Kode) Elektronika Digital

Sistem Sandi / Kode

Pada mesin digital, perintah maupun informasi (data) diolah dalam bentuk biner, hal ini dikarenakan mesin digital hanya dapat memahami data dalam bentuk biner.

Kita sering menggunakan mesin-mesin digital seperti kalkulator, jam digital, multimeter digital, termometer digital, komputer, hp dan sebagainya. Tampilan yang langsung dapat kita lihat adalah angka-angka desimal juga huruf-huruf dan juga gambar yang datanya diolah secara biner. Sedangkan instruksi atau informasi secara biner terasa rumit dan tidak biasa digunakan dalam keseharian sehingga dirasa kurang praktis.

Kita telah terbiasa menggunakan huruf latin A sampai Z juga angka-angka dari 0,1,2,3,..., sampai 9. Sehingga apabila disajikan bilangan atau kata dalam bentuk biner tidak segera diketahui maknanya.

Misalnya pada sederet bit biner 00010111, kita tidak segera tahu bahwa sederet bit tersebut menyatakan bilangan atau huruf. Bilangan tersebut dapat menunjukkan 1716 atau 2310 namun diperlukan teknik tertentu sebaliknya juga demikian 1716 atau 2310 dapat dikenali oleh suatu mesin digital sebagai 00010111 juga diperlukan teknik tertentu.

Contoh lainnya pada kalkulator. Kita memasukkan bilangan melalui tombol dalam bentuk bilangan desimal dan akan diubah ke biner, sebaliknya bilangan yang muncul pada tampilan kalkulator mengalami proses pengubahan dari bentuk biner ke dalam format 7 segmen yang umumnya berbentuk desimal.

Ilustrasinya dapat dilihat dalam gambar di bawah ini.

Sistem Sandi

Ketika kita memencet tombol angka 5 rangkaian penyandi (encoder) akan mengubah angka 5 desimal menjadi biner 0101. Kemudian CPU akan menerima bilangan dalam bentuk biner karena CPU hanya bisa mengolah data dalam bentuk biner. Selanjutnya rangkaian pembaca sandi (dekoder) mengubah bilangan 0101 kembali menjadi bentuk desimal 5. Akhirnya yang muncul dalam tampilan adalah desimal 5 seperti semula.

Dari ilustrasi tersebut memperlihatkan terjadinya proses suatu pengubahan dari satu jenis sandi (kode) dari satu sistem bilangan menjadi jenis sandi dari sistem bilangan lain.

Awalnya dari sandi desimal menjadi biner, dan akhirnya dari sandi biner menjadi desimal. Suatu rangkaian pengubah pesan bermakna (misal desimal) menjadi sandi tertentu (misal biner) disebut enkoder (penyandi). Sedangkan sebaliknya rangkaian pengubah sandi tertentu kembali menjadi pesan yang bermakna disebut dekoder (pembaca sandi).

Artikel selanjutnya yaitu tentang :
1. Sandi BCD (Biner Coded Decimal)
2. Sandi Excess-3 (XS-3)
3. Sandi Gray
4. Sandi ASCII